Aku adalah seorang yang keras hati Yang tak pernah merasakan Kelembutan hati
hingga disini Di penantian terakhir Ku berjumpa dengan engkau Terpikat aku jadinya
Engkaulah sang mentari yang menyinari bumi Dan akan menghangatkan gairah hatiku Engkaulah embun pagi yang membasuhi tanah Dan akan menyegarkan setiap lelah jiwaku..
Lama sudah aku sendiri Dituntun langkah-langkah kaki Mencoba menentang kerasnya hantaman hidup Aku akui.. aku tak mampu menahan semua
Meruntuhkan kerasnya.. angkuhnya dinding hatiku
Engkaulah sang pelangi yang mewarnai langit Dan akan memayungi gelisah hatiku Engkaulah angin malam yang menebarkan wangi Dan akan mengharumi hari-hari bahagiaku
Kamu, Yang berhasil merobohkan ego, hadir diantara serpihan hati dan angkuhnya hari. yang mampu menggoyahkan tata. dan ceriakan semua. terimakasih, telah hadir lagi, disini, kembali di sisiku...
pernahkah kau merasa sepi di dalam tawa. tidak, bukan sepi.. sendiri, tanpa seorang pun mengenal, bahkan diri.. tapi bukan pula sendiri.. semua terasa salah, benar menjadi gamang, tak tau kemana mesti melangkah, tak bisa juga tuk berhenti, menunggu.. dan disinilah, hatiku bertepi, terdampar, saat ini.. kosong.
hari ini, seperti biasa pulang kerja naek bis antar kota.
pas mau bayar, ternyata dah ada orang yang bayarin. waktu tanya ma bapak kondektur. si bapak cuman bilang udah dibayarin sama orang di belakang.
sempat berpikir sejenak, bertanya2 sapa yang mau bayarin bis tanpa mau diketau identitasnya. tapi beruhubung pak kondektur bilang kalo yang bayarin bis tadi dah turun, maka mulailah mengisi perjalanan dengan tidur di bis.
tidur belum begitu pules, pak kondektur dateng lagi dengan secarik kertas bertuliskan nama dan nomor HP. mikir sejenak, inget2 nama orang yang tertulis di kertas itu. waktu noleh ke belakang, seseorang melambaikan tangannya...
it's surprise!!
ternyata dia mantan pacar dulu. ceritanya pacar pertama, waktu dulu masih 'monyet-monyetan'...
ha ha ha... banyak yang berubah dari dia. and gak nyangka dia masih mengingat meski dah (mungkin) sepuluh taun pisah.
Barangkali cinta... jika darahku mendesirkan gelombang yang tertangkap oleh darahmu, dan engkau beriak karenanya. darahku dan darahmu, terkunci dalam nadi yang berbeda, namun berpadu dalam badai yang sama.
Barangkali cinta... jika napasmu merambatkan api yang menjalar ke paru-paruku dan aku terbakar karenanya. Napasmu dan napasku bangkit dari rongga dada yang berbeda, namun lebur dalam bara yang satu.
Barangkali cinta... jika ujung jariku mengantar pesan yang menyebar ke seluruh sel kulitmu dan engkau memahamiku seketika. Kulitmu dan kulitku, membalut dua tubuh yang berbeda, namun berbagi bahasa yang serupa.
Barangkali cinta... jika tatap matamu membuka pintu menuju jiwa dan aku dapati rumah yang kucari. Matamu dan mataku tersimpan dalam dua kelopak yang terpisah, namun bertemu dalam setapak yang searah.
Barangkali cinta... karena darahku, napasku, kulitku dan tatap mataku kehilangan semua makna dan gunanya jika tak ada kau di seberang sana.
Barangkali cinta... karena darahmu, napasmu, kulitmu, dan tatap matamu kehilangan semua perjalanan dan tujuan jika tak ada aku di seberang sini.
Pastilah cinta... Yang punya cukup daya, hasrat, kelihaian, kecerdasan, dan kebijaksanaan untuk menghadirkan engkau, aku, ruang, waktu, dan menjembatani semuanya demi memahami dirinya sendiri.
*copy paste from dewi 'dee' lestari poem *dedicated to someone who always be my inspiration