where we met 4 the 1st time..

stasiun tugu - yogyakarta

kebodohan kita...

kalo dipikir-pikir,
kita berdua emang bodoh...

dulu,
waktu masih di 'awal' perjalanan,
kita sama-sama tahu jalan yang bakal kita lewati terlalu berbatu.
nekat aja kita melangkah tanpa alas kaki..
alhasil,
lecet semua telapak kaki!

kita juga tau,
kalau ada jurang di ujung 'jalan' kita...
tetep aja kita melangkah, hingga akhirnya sekarang kita benar-benar ada di bibir jurang!

payah!

tapi, akhirnya aku sadar, bahwa yang payah cuma aku aja!
saat kita ada di tepi jurang, kamu masih bisa memutuskan untuk kembali...

tapi aku enggak!

terlalu menyakitkan bila harus kembali.
so,
kita emang musti pisah di sini...
sebab kita sudah gak sejalan.

enggak satu tujuan...

sekarang,
tinggal aku di sini,
menanti seseorang datang menjemputku,
enggak tahu berapa lama...

wish you were here tonight...

petir (supernova)

Engkaulah kilatan cahaya yang menyapulenyapkan segala jejak dan bayang.
Engkaulah bentangan sinar yang menjembatani jurang antar duka mencinta
dan bahagia terdera
Engkaulah terang yang kudekap dalam gelap saat bumi bersiap diri untuk
selamanya lelap.

Andai kau sadar arti pelitamu.
Andai kau lihat hitamnya sepi di balik punggungmu.

Tak akan kau sayatkan luka demi menggarisi jarakmu dengan aku

Karena kita satu.

Andai kau tahu.

Rangga's poems...

"PUISI RANGGA I"

Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan

Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci
Lalu sekali ini aku melihat karya surga dari mata seorang hawa

Ada apa dengan cinta

Tapi aku pasti akan kembali dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya..

Bukan untuknya,
bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku ingin kamu

Itu saja.


"PUISI RANGGA II"

Kulari ke hutan kemudian menyanyiku
kulari ke pantai kemudian teriakku
sepi, sepi dan sendiri
aku benci

Aku ingin bingar
aku mau di pasar
bosan aku dengan penat
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga
jika ku sendiri

Pecahkan saja gelasnya
biar ramai
biar mengaduh
sampai gaduh

Ah...ada malaikat
menyulamjaring laba-laba belang
di tembok keraton putih
kenapa tak goyangkan
saja loncengnya
biar terdera

Atau aku harus lari ke hutan
belok ke pantai .........

when there's no smile anymore...

Lagi-lagi, kangen banget ma kalian... kangen saat gak ada lagi senyum, sebab kita rubah semua senyum jadi tawa.. sayangya, masa gak pernah lelah berjalan, waktu pun, selalu berlalu and the clock is always ticking.. so, semua, tetep tersimpan dalam 'kenangan'...

NB:

Maaf, kalo ada yang tak berkenan, soale picture ini, aku publish tanpa ijin and confirm.. tapi yang pasti, ga ada maksud buruk, kok...

Kangen...

Really miss all of you...

masih inget, kan, wajah2 culun kita di masa kuliah ini, gals...???

mbak nop,

tinggal di jakarta (iya, ga, sih? selalu ga bs bedain jakarta, bekasi atau tangerang.. ^_^) yang sekarang lagi hamil 'sekian' bulan, tapi masih tetep rame meski dah hampir jadi ibu..

lilis,

yang gak ada kabar. ngilang. kabar terakhir, dia kerja di bali.. kayaknya ikut tante yang udah duluan tinggal di bali.. dan kabarnya pula, lilis dah kecantol bule di bali.. hi hi hi...

Mbak Mita,

Selalu beda dibanding kita2, mbak mita tetep tampil sebagai 'single fun fearless female', kerja di salah satu bank swasta di negri ini. yang pasti jadi lebih 'pe de' and lebih pinter 'dandan'.. (yah, lagi2 dibanding kita2 yang laen.. he he he...)

Mbak Re,

My tough girl, yang sekarang dah jadi ibu dari si kriwul rara. yang (walopun udah diduga sebelumnya) dah nikah paling pertama dari yang laen... gak ada yang berubah dari dia.. tetep cantik, menarik dan penuh... (apa, ya?) wis, pokoke, i always proud of you, sist!

And me?

Ha..ha..ha.. masih sama seperti dulu, disini, sekarang, masih saja mencari jati diri yang tak jua ketemu, tak juga dikenali...

At last...

really miss you, all, gals....!!!

beraja...

ku ingin membencimu,

agar galau ini berlalu...

ku ingin membencimu,

saat mataku tak mampu tutupi kenyataan,

membukakan luka...

ku ingin membencimu,
meski air mata mengalir, sanubari menjerit,
bahkan do'a masih berujud utama...

ku ingin membencimu,

bersama ketidakrelaan hati melakukannya,

ku ingin membencimu,

sebab,

aku teramat mencintaimu...