alin cintaku was..

Lilypie Kids Birthday tickers

Friday, November 16, 2012

Lelaki Sederhana dengan Cinta yang Luar Biasa

Aku sering tak mengerti apa yang disebut cinta.
Definisinya. Gambarnya. Bentuknya. Rasanya. Sensasinya. Maknanya. Gunanya. Atau semua tentangnya.

Namun,
Satu definisi ini membuatku terpaku: "Cinta itu ibarat warna, jadi ketika kita merasakan ada getar yang tak terdefinisi, itulah cinta. Hanya saja, kita tak tahu cinta dengan warna apa dan seberapa kuat pendarnya menerangi hati kita. Ada orang yang menyadari warna cinta dan kuatnya pendar itu langsung ketika dekat dengan orang yang dicintai. ada juga yang baru sadar ketika orang tercinta telah pergi"

Mungkin karena aku tengah mengalaminya sekarang.

Meski masih tak tau, apakah ini yang –sebenernya- dinamakan cinta.
Yang pasti, yang sedang kurasa adalah: tak sanggup saat membayangkan dia bersama yang lain. Apalagi harus kehilangan dia seterusnya.

Dia pria sederhana,
tidak romantic, ga fashionable, ganteng juga enggak, dompet pas – pas – an. Dan dia sering kuabaikan, mungkin karena tidak ada yang terasa ‘istimewa’ darinya..

Beberapa waktu yang lalu, aku memintanya pergi dari hidupku.
Kuminta dia berbahagia bersama orang lain, pilihannya. Karena hubunganku dengannya sedang memburuk. 

Sebenarnya ini bukan yang pertama, aku minta dia pergi dariku. tapi selama ini, dia tetap bertahan, dengan segala argumen dan keyakinan dia akan cinta dan firasat bahwa akulah jodohnya.
Tapi dua minggu yang lalu,
Akhirnya dia memutuskan untuk memenuhi keinginanku, untuk meninggalkanku, dengan mencoba membuka hati buat yang lain.

Satu status dia di facebook, di hari jum’at (seminggu setelah dia pergi), menyentakku:
“ternyata kamu memang istimewa..”

Jantungku berdegup keras.
Pikiranku kalut.
Entah apa yang ada di pikirku, tapi aku yakin, status itu tertuju buat orang lain.
Bukan aku!
Hatiku diserang beribu gundah. Gak rela. Resah. Gak percaya.
Cemburu.

Whaattt? Cemburu?
Ya.. akhirnya kuakui itu.. bahwa aku cemburu – akhirnya-

Ya Rabb, sungguh, tak mengenakkan rasa ini.
Rasa yang bisa melemahkan seluruh sendiku. Rasa yang mampu menghentikan sensor laparku.
Rasa yang tak ku mengerti, namun bisa melumpuhkan konsentrasiku.

Segera sms ku kirim ke ponselnya:
“ayah.. jangan pergi..”

Tak berapa lama, ponselku berbunyi tanda panggilan. Dia meneleponku. Ungkapkan sukacita karna akhirnya aku menyadari cinta itu –benar- ada di aku.

Tapi semua tak mudah. Semua tak bisa kembali seperti semula. Karena dia terlanjur memberi harap kepada orang lain. Wanita lain. Bukan aku.
Meski cintanya masih sepenuhnya buatku, tapi keadaan sudah menjadi rumit. Sudah menyangkut orang lain. Orang tua. Keluarga. Dan perasaan orang lain..
Egoku tertohok.
Dia yang biasanya hanya focus padaku, kini musti berbagi hati, perasaan dan perhatian.
Rasa tak rela mulai menyelimuti hati, sesal – yang selalu datang di akhir, terus mengganggu..

Bayangan, ingatan tentangnya mulai bermunculan.

Dulu, Ketika dia menemuiku – saat aku memutuskan untuk tinggalkan dia – dengan muka pucat, karena beberapa hari tak makan, dan bicara dengan terbata2..
memintaku untuk bahagia..
dan dia akan menunggu..

ah, momen itu tak bisa hilang dari ingatan.

Manusia sederhana dengan cinta yang luar biasa, bagaimana mungkin aku bisa mengabaikannya?
Kutukku pada kebodohanku terus merajam hati.

Teringat setiap sms, inbox, telpon darinya yang kuabaikan selama ini..
Ya Allah, betapa aku telah berdosa menyakiti dan men-sia-sia-kan dia? Kenapa aku begitu buta melihat cinta yang dia persembahkan untukku? Kenapa aku begitu tega membiarkan dia dalam ratap tangis sedihnya..

Dan kini,
Semua sakit yang dia rasa saat kuabaikan, harus kurasakan..
Lapar tak lagi kurasa, Kerja tak lagi bisa focus,
Melamun,
Nangis,
Berharap kabar darinya.. meyakinkan diri kalau dia masih cinta dan akan tetap bersamaku..
tlah menjadi santapan harianku..
Namun aku ikhlas dengan rasa sakit ini, karena pernah kubiarkan dia merasakan ini..

Dan sekarang,
Yang kupunya hanya Engkau, ya Allah…
Hanya kepada-Mu ku memohon pertolongan, karena hamba tak mampu berbuat apa-apa tanpa campur tangan-Mu.
Di samping harapku tuk sempurnakan agamaku menjadi istrinya, dalam rumah tangga yang Kau ridhai, hamba mohonkan yang terbaik buat hamba, dia, dan anak hamba..

Jika Kau takdirkan dia menjadi jodohku, mudahkahlah langkah kami menuju kehalalan, keindahan pernikahan. Namun jika tak kau ijinkan dia bersanding denganku dalam perjodohan, hamba mohon hapuskanlah semua rasa sayang dan cinta di hati ini.
Juga di hatinya.
Karena rasa itu kan menyiksa kami..

Allah, Hanya Engkau Yang Maha Tahu apa yang terbaik buat kami..
Di sela ikhtiar hamba tuk memperjuangkan cinta kami,
hamba sepenuhnya pasrahkan takdir hidup hamba kepada Engkau, ya Allah, Sang Pembuat Keputusan.. Beri yang terbaik buatku, anakku, juga dia..
Amin..



*teruntuk lelaki sederhanaku, yang mampu hadirkan rasa luar biasa di hati*

No comments:

Post a Comment

wanna give a comment?